13 Februari 2008

Tahu Sumedang bikin kangen

Tiada hari tanpa tahu

TEMPO Interaktif, Jakarta:Setelah dua pekan berkunjung ke Finlandia, Norwegia, dan Kuba, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istri, Kristiani Herawati, masih harus melanjutkan perjalanan ke Padang, Sumatera Barat. Di sana, keduanya menerima gelar Raja yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam dan Puan Puti Ambun Sari dari Masyarakat Tanjung Alam dan Istano Basa Pagaruyung.

Perjalanan berhari-hari itu membuat Presiden rindu akan satu hal: tahu. "Sudah tiga minggu saya tidak makan tahu," keluhnya seperti ditirukan seorang ajudan. Karena itu, begitu tiba di Istana Negara pada Sabtu petang lalu, sang ajudan langsung menghampiri Kepala Koki Istana Atun Budiono.

Perempuan berusia 51 tahun itu pun lalu bergegas menuju dapur berukuran 3 x 5 meter. Perlengkapan laiknya dapur hotel: ada 10 kompor gas berderet rapi di meja yang membentuk huruf U dan rak aluminum tempat menyimpan aneka perkakas.

Dengan sigap Atun mengambil dua kotak
tahu Sumedang putih yang telah dipotong kecil-kecil dari dalam lemari es. Lalu merendamnya dalam minyak kelapa murni Virgin Coconut Oil Laurico. Koki lain menyiangi cabai rawit hijau.

Tahu Sumedang itu lantas digoreng setengah matang. Lalu dibolak-balik hingga kering seperti tahu pong Semarang. "Kalau masih ada daging tahunya, Bapak bilang belum matang," kata Atun kepada Tempo.

Meski menggemari tahu Sumedang, itu tidak semuanya dilahap habis Presiden.
Selain bahan dasar harus tahu dari perajin Sumedang, Atun menjelaskan, teknik memasak, racikan bumbu, dan menyajikannya harus disesuaikan dengan selera Presiden.

Presiden Yudhoyono, menurut Ottyawati Adji, Kepala Biro Pelayanan Kerumahtanggaan Rumah Tangga Istana, adalah Presiden Republik Indonesia pertama yang memilih makanan dari hasil olahan koki khusus. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, meski tinggal di Istana, untuk menu makanan menggunakan jasa katering. Begitu juga dengan presiden lainnya.

Sebenarnya, kata Otty, Presiden tidak pernah menampik atau menentukan menu makanan tertentu. Asalkan sesuai dengan seleranya, setiap menu yang disodorkan pasti habis alias tidak mubazir. Olahan yang pas dengan cita rasa Presiden sekeluarga biasanya pedas-manis-asin. Khas Jawa Timuran.
"Dan harus panas," Otty menegaskan. Padahal makanan harus siap 45 menit sebelumnya untuk diperiksa oleh bagian food security.

Menurut Otty, Presiden lebih suka makanan rumah, meski tidak menolak jika dalam satu kesempatan disediakan makanan hotel. "Bapak lebih suka makanan Indonesia," ujarnya. Lulusan Arkeologi Universitas Indonesia pada 1974 ini lantas memperlihatkan salah satu menu favorit Presiden: sayur labu siam, ayam suwir, dan telur pindang. "Sayuran dan makanan berkuah tidak boleh ketinggalan," ujarnya.

Kalau tengah berkunjung ke luar negeri? Saat ke Kuba, tim jamuan membekalinya dengan balado teri medan kacang dan ikan sepat cabai hijau yang dibagi dalam beberapa paket sebagai menu favorit.

Memasuki bulan puasa, tidak ada menu khusus untuk sahur ataupun berbuka puasa. Hanya, tim jamuan biasa menghidangkan kolak pisang serta nangka dan tape dengan santan untuk berbuka puasa. Padanan minumannya adalah es kelapa muda (degan) dan sirop Marjan.

Untuk sahur, menu favorit Presiden adalah ayam goreng dan telur ceplok.
Adapun Ani Yudhoyono menyukai salad sayur, sayur godog, oseng telur, dan oseng pepaya muda. "Untuk camilan, Ibu Ani suka serabi dan donat kentang," ujar Atun.

Khusus untuk menjamu para wartawan dan pemimpin redaksi media massa berbuka puasa, Kamis lalu, tim antara lain menyajikan soto tahu campur nan lezat. Tapi, sekitar pukul 23.00 WIB, kata Atun, Presiden minta dibuatkan tahu pong. "Pokoknya, Bapak itu tidak ada hari tanpa tahu. Selalu ada tahu...," ujar Atun. l Badriah

Tahu Sumedang makanan kegemaran Bp. Presiden Susilo Bambang Y.

Resep Tahu Telur Kegemaran SBY

Ibu Budi, juru masak Istana, tengah mengolah makanan untuk Presiden SBY dan keluarga. (foto: mit/presidensby.info)
Ibu Budi, juru masak Istana, tengah mengolah makanan untuk Presiden SBY dan keluarga. (foto:mit/presidensby.info)

Banyak orang mengira bahwa makanan yang disajikan untuk santapan sehari-hari Presiden adalah makanan mewah yang sulit untuk dibuat dan membutuhkan bahan-bahan yang mahal. Hal tersebut bertentangan dengan makanan-makanan yang dihidangkan untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Makanan khas nusantara adalah makanan yang paling digemari oleh Presiden SBY dan keluarga.

Menurut Juru Masak Istana Ibu Atun Budiono, SBY sangat menyukai menu makanan yang berbahan tahu dan tempe, nasi goreng, soto bangkong serta empal gentong. "Cara membuatnya gampang, bahan-bahannya juga sangat mudah dicari di pasar lokal, karena di pasar lokal kualitas bahannya masih bagus dan segar," ujar Ibu Atun Budiono yang lebih akrab dipanggil Ibu Budi.

Karena SBY gemar mengkonsumsi tahu, maka Ibu Budi selalu membuat variasi makanan yang berbahan tahu di menu makanan sehari-hari. Antara lain Tahu Bumbu Rujak, Tahu Gunting, Tahu Bakso dan Tahu Telur. "Untuk membuat variasi menu, saya sering mencoba membuat menu-menu makanan baru dari buku resep atau membuat menu baru dari kreasi saya sendiri. Saya juga suka mencoba makanan kegemaran Bapak (SBY) di tempat-tempat lain, kemudian mencoba membuatnya. Pada akhirnya, Bapak malah lebih suka makanan yang saya buat, karena lebih mantap rasanya," Ibu Budi bercerita dengan wajah gembira.

Salah satu menu kreasi Ibu Budi yang sering dipuji oleh SBY adalah Tahu Telur. Untuk itu, kali ini Ibu Budi mejelaskan sedikit mengenai resepnya yang digunakan untuk membuat Tahu Telur untuk disajikan kepada Presiden di salah satu menunya. Selamat mencoba!

Bahan - bahan untuk Tahu Telur
- 5 buah "Tahu Sumedang"
- 3 butir telur
- 1 sendok tepung roti
- 1 siung bawang putih
- 2 lembar kol
- 3 batang seledri
- 1 genggam kacang tanah goreng
- garam secukupnya
- minyak goreng secukupnya

Bahan - bahan untuk Saus Kecap
- 1 ons gula jawa
- 10 sendok makan kecap manis
- 4 jeruk limau
- 20 cabe rawit merah
- 6 siung bawang putih

Cara memasak Tahu Telur:
1. Giling halus bawang putih, campurkan dengan telur, bawang putih, garam serta tahu Sumedang yang sudah dipotong kecil berbentuk dadu.
2. Panaskan sedikit minyak pada wajan, lalu masukkan sedikit demi sedikit adonan, sehingga berbentuk bulat kecil. Masak hingga matang, tempatkan di atas piring.
3. Iris halus daun kol serta seledri. Giling kasar kacang tanah goreng. Taburkan semuanya di atas tahu telur.

Cara membuat Saus Kecap:
1. Rebus 100 CC air dengan gula jawa, kecap manis dan sari jeruk limau.
2. Giling halus cabe rawit dan bawang putih, kemudian campurkan ke dalam rebusan air. Aduk hingga rata.
3. Tunggu sampai matang, kemudian disiram di atas Tahu Telur. (mit)

http://www.presidenri.go.id/index.php/sudutistana/2007/06/04/42.html

04 Februari 2008

Harga kedelai naik ?

Seiring dengan jaman dan perkembangan sekarang muncul kenaikan harga kedelai yang menjadi pembicaraan kaum petani dan produsen tahu tempe.
Banyak opini, analisa, komentar, berita, keluhan, cemoohan, dan kritikan dari berbagai kalangan seperti petani, produsen, pakar, masyarakat awam yang menyerang pemerintah indonesia untuk mengerem laju harga kedelai yang semakin meroket.

Kurang lebih 40% Rakyat Indonesia miskin yang paling menderita saat ini dimana kedelai adalah bahan pokok penting untuk makanan yang dikonsumsi rakyat Indonesia.
Karena produk olahannya merupakan sumber protein terbaik dengan harga beli yang murah dan dengan taste yang sangat digemari seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Protein berguna bagi proses pertumbuhan, pemeliharaan, dan peremajaan jaringan tua dan atau yang mengalami kerusakan, juga sangat membantu proses pembuatan sel darah merah dan dapat membuat antibodi untuk melawan segala jenis penyakit dan infeksi yang akan menyerang manusia.

Bila harga kedelai menjulang tinggi, sehingga asupan protein terhambat, bagaimanakah tanggung jawab pemerintah dalam hal ini untuk masyarakat kita Indonesia ?

23 Januari 2008

Kedelai Impor atau Kedelai Lokal ?

Untuk menghasilkan tahu yang bermutu tinggi maka harus memakai jenis kedelai yang bermutu pula. Karena hal terpenting dalam pembuatan tahu adalah mengetahui kadar protein didalam kedelai tersebut.

Kadar kandungan protein dalam kedelai sangat berpengaruh langsung terhadap tinggi dan rendahnya rendemen maupun rasa tahu.

Syarat untuk membuat tahu enak dan mempunyai kandungan protein yang baik, hendaknya kedelai yang digunakan adalah kedelai yang masih baru dipanen atau tidak terlalu lama disimpan dalam gudang. Kedelainya harus utuh, bulat, cukup umur dan tidak pecah.

Kedelai yang disimpan dulu sebagai persediaan di gudang penyimpanan maksimum 6 bulan terhitung dari tanggal panen. Bila lewat dari enam bulan maka hasil produksi akan mempunyai mutu yang rendah.

Di Indonesia kedelai yang beredar adalah kedelai impor dan kedelai lokal yang dibudidayakan oleh para petani kedelai yang masih minim bantuan dari pemerintah setempat.

Kedelai impor bentuk besar dan bulat, kedelai impor sangat cocok sekali untuk membuat tempe karena sesuai dengan spesifikasinya dan harganya lebih murah daripada kedelai lokal.

Kedelai lokal bentuk biji lebih kecil dan bulat, kedelai lokal sangat cocok untuk membuat tahu sumedang karena hasil dari kedelai lokal menghasilkan rendeman tahu yang lebih banyak dan rasa yang lebih gurih, lembut dan tidak kecut.
Kedelai impor bila dipakai untuk membuat tahu sumedang agak sulit karena dapat membuat tahu tidak utuh dan cenderung hancur dan hasil perkilogramnya lebih sedikit, juga aroma tahunya tidak berbau wangi khas kedelai.

Apa sih Tahu Bungkeng ? ( Lanjt. Sejarah Tahu Sumedang)

Tahu Bungkeng adalah pelopor industri tahu sumedang yang berada di kota Sumedang sendiri.

Kalau kita masuk ke kota Sumedang pasti akan tercium aroma tahu goreng yang menggugah selera. Tapi, tidak banyak lho yang tahu kalau tahu Bungkeng adalah industri tahu yang paling menonjol dan populer di Sumedang.

Tahu Bungkeng yang pusatnya di Sumedang ini telah berdiri sejak tahun 1917.Kenapa sih dinamakan Tahu Bungkeng?

Nama tahu pertamakali adalah serapan dari bahasa Hokkian yaitu tauhu yang kalo di artikan adalah kedelai yang difermentasi.
Tao atau teu artinya kedelai, hu artinya hancur/lembut.
Jadi bisa dikatakan tahu adalah kedelai yang telah diproses menjadi bubur.
Tahu pertamakali di proses oleh warga Tiongkok bernama Liu An 164 SM, dia adalah cucu Kaisar Han pada zaman Dinasti Han.

Nah itu kalo di Cina,
Tapi kalo di Indonesia khususnya di Sumedang, tahu ini pertama kali dibuat oleh keturunan Tiongkok bernama Ong Kino, pada tahu 1900.
Ong Kino semula membuat tahu untuk dikonsumsi sendiri, tapi lama kelamaan timbul naluri bisnisnya, tahu nya mulai dijual ke tetangga-tetangganya.
Lambat laun semakin banyak penggemarnya. Dari tetangga meluas ke masyarakat luas terus menerus makin bertambah peminatnya.

Makin ramai dagangannya dan semakin berkembang usahanya, Ong Kino menyerahkan pabrik tahu tersebut kepada Ong Bung Keng anaknya.
Ong Bung Keng tidak tinggal diam, ia dengan penuh semangat mengembangkan usaha warisan ayahnya, dan hasilnya pada tahun 1990-an tahu ini sudah memasuki rekor papan atas penjualan tahu di Sumedang.

Karena Tahu-nya sudah terkenal di semua pelosok kota dan banyak penggemarnya, sehingga banyak orang yang mengenal dengan namanya saja ( Ong Bung Keng ).
Maka beredarlah nama " Tahu Bungkeng " di masyarakat, tahu inilah cikal bakal berdirinya sebutan Tahu Sumedang.