23 Januari 2008

Kedelai Impor atau Kedelai Lokal ?

Untuk menghasilkan tahu yang bermutu tinggi maka harus memakai jenis kedelai yang bermutu pula. Karena hal terpenting dalam pembuatan tahu adalah mengetahui kadar protein didalam kedelai tersebut.

Kadar kandungan protein dalam kedelai sangat berpengaruh langsung terhadap tinggi dan rendahnya rendemen maupun rasa tahu.

Syarat untuk membuat tahu enak dan mempunyai kandungan protein yang baik, hendaknya kedelai yang digunakan adalah kedelai yang masih baru dipanen atau tidak terlalu lama disimpan dalam gudang. Kedelainya harus utuh, bulat, cukup umur dan tidak pecah.

Kedelai yang disimpan dulu sebagai persediaan di gudang penyimpanan maksimum 6 bulan terhitung dari tanggal panen. Bila lewat dari enam bulan maka hasil produksi akan mempunyai mutu yang rendah.

Di Indonesia kedelai yang beredar adalah kedelai impor dan kedelai lokal yang dibudidayakan oleh para petani kedelai yang masih minim bantuan dari pemerintah setempat.

Kedelai impor bentuk besar dan bulat, kedelai impor sangat cocok sekali untuk membuat tempe karena sesuai dengan spesifikasinya dan harganya lebih murah daripada kedelai lokal.

Kedelai lokal bentuk biji lebih kecil dan bulat, kedelai lokal sangat cocok untuk membuat tahu sumedang karena hasil dari kedelai lokal menghasilkan rendeman tahu yang lebih banyak dan rasa yang lebih gurih, lembut dan tidak kecut.
Kedelai impor bila dipakai untuk membuat tahu sumedang agak sulit karena dapat membuat tahu tidak utuh dan cenderung hancur dan hasil perkilogramnya lebih sedikit, juga aroma tahunya tidak berbau wangi khas kedelai.

1 komentar:

Endah Rosriani Apriliani mengatakan...

Salam Kenal .....
Terima kasih artikel nya.
Saya sebagai orang sumedang merasa sangat bangga atas artikel ini.
Wassalam